Jumat, 05 Juni 2015

"seperti menawar putih dalam naungan hitam"

Oke... posting kali ini sekali lagi ingin meracau, sepuas-puasnya.

Hmm,,, aku sedang bertengkar hebat. Dengan siapa? Dengan pikiran-pikiranku sendiri. Dengan kemungkinan-kemungkinan yang aku takar sendiri. Siapa lagi kalau bukan tentang kamu!

Kronologi kasarnya seperti ini lah kira-kira, pertama kamu menghilang selama beberapa minggu. Hilang beneran hilang. Ituh sampe aku bikinin flash fict-nya. Yah walaupun gak sama-sama banget seh. Lewat apapun aku coba cari koneksi sama kamu (iliih, bahasanya pake koneksian segala). Nyatanya, gak konek juga tuh. Sial (oke ini sial tahap awal).

Lalu, aku mencoba untuk ber "Ya udahlah", dan atas saran teman juga yang menyuruh untuk "Udah nggak usah dipikirin, biarin aja", oke aku nurut. Dulu pernah baca, ada kalanya masalah itu cukup perlu dibiarkan, lalu selesai. Yakin? Entah. Itu berlangsung selama beberapa mingguan. Lama lah menurutku.

Iseng punya iseng, aku cek beberapa akunku. Ada kamu. ENG ING EEEENG...

"Kangeeeeeeeeen"
Eum,,, kegembiraan itu tergambar lewat seberapa panjang huruf 'e' disana. Ditambah, kamu juga mengakuinya. Jujur, aku senang kamu datang. Sedikit kaget, sedikit heran. Kita bisa ngobrol lagi,  saling nanya kabar, becanda kesana-kesini dan praktik-praktik-hal-sepele menggemaskan-lainnya.

Sayang dirundung sayang, obrolan-obrolan ringan itu tidak berlangsung lama. Dua hari. Bukan dua minggu apalagi dua bulan. Waktu yang sebentar untuk disebut mengobati rasa kangen dua orang teman yang lama nggak ketemu. 

Memang apa yang terjadi setelah dua hari pertemuan itu? Yang terjadi adalah aku hanya mengisi bagian pembuka obrolan, pembicara satu arah, lalu krik krik krik tak ada kelanjutan, apalagi penutup. Sial (for second eh? yup)

"I still miss you", pengen rasanya ngetik itu di tab chat miliknya. Terus? Gak berani, banyak pertimbangan dan pemikiran. Salah satunya pertimbangan tentang siapa sebenarnya aku di matanya. Anak kelas satu SMA yang mengidolakan kakak kelasnya, bisa jadi :) Terbesit juga pikiran tentang mungkinkah banyak juga yang menginginkan dan menunggu hadirnya. Atau emang gini kali definisi hubungan di dunia maya. I don't know. Really don't know. Sial (kejebak berenang di pikiran sendiri itu sial lho) :D

Lalu gimana perasaanku sekarang?
Hmm... seperti menawar putih dalam naungan hitam. (kece juga nih quote, hasil diskusi ama temen). Yah kayak aku pengen dikasih putih kepada hitam. Kayak aku minta dibaikin tapi sesungguhnya  nggak mungkin. Susahlah pokoknya. Sial (berharap tapi nggak ngerti keadaan, itu aku). Tapi jadinya suka ngelamun nggak jelas, apalagi pas dengerin lagu melow gimanaaa gitu. (alay yoo)

Terus sekarang mau gimana?
Nggak tahu. Nunggu aja palingan bisanya. Nunggu disapa. Nunggu diajak ngobrol. Nunggu dibecandain. Nunggu di... dibutuhin (sedih tau ngetik ini) :( Nggak akan berani memulai lagi. Kalo dipaksa, jatohnya 'timpang'. Nunggu aja. Nunggu lagi.

But?
Tapi kamu tetap temen. Temenku. Selamanya Ram... I love you. (nggak bisa ngomong langsung, ngomong sendiri disini boleh dong yaaa...)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar