Kamis, 30 April 2015

Cinta Ara



“Pokoknya aku gak pengen liat kamu, ketemu kamu, ngomong sama kamu.”, Jul menjelaskan panjang lebar. Di satu lorong kantor Head Post, dua orang karyawannya sedang beradu argumen.
Ara yang berdiri di depannya setengah tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Bukan, bukan karena tidak terima lantaran Jul telah menjadi mantan kekasihnya 2 hari lalu.
“Aku gak bisa.” Ara menjawab singkat. Ia memang tidak bisa.
“Apanya yang gak bisa?! Hah?!”
“Jul, kita setiap hari kerja di tempat yang sama. Kamu lihat, ruangan kita saja berseberangan”, kedua matanya menunjukkan ruangan mana yang ia maksud. Ara mencoba tetap tenang. “gak mungkin kalau aku disuruh gak ketemu kamu”
“Kudu bisa. Gimana kamunya lah!”, Jul menjawab masih dengan nada suara yang tinggi.
“Terus soal kerjaan, mana bisa kalau aku gak boleh ngomong sama kamu, sedangkan divisi kita berkaitan”, Ara mencoba menambah penjelasannya.
“Argh, terserah! Pokoknya aku gak mau.” , Jul melenggang pergi melewati Ara sambil melambaikan tangannya, seolah tak peduli lagi.
“Jul!” Ara memanggil Jul hendak melanjutkan, tapi Jul bergeming sampai menghilang di ambang pintu ruangannnya di  Printing Room. 
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar