“Pokoknya aku gak pengen liat
kamu, ketemu kamu, ngomong sama kamu.”, Jul menjelaskan panjang lebar. Di satu
lorong kantor Head Post, dua orang karyawannya sedang beradu argumen.
Ara yang berdiri di depannya
setengah tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Bukan, bukan karena
tidak terima lantaran Jul telah menjadi mantan kekasihnya 2 hari lalu.
“Aku gak bisa.” Ara menjawab
singkat. Ia memang tidak bisa.
“Apanya yang gak bisa?! Hah?!”
“Jul, kita setiap hari kerja di
tempat yang sama. Kamu lihat, ruangan kita saja berseberangan”, kedua matanya
menunjukkan ruangan mana yang ia maksud. Ara mencoba tetap tenang. “gak mungkin
kalau aku disuruh gak ketemu kamu”
“Kudu bisa. Gimana kamunya lah!”,
Jul menjawab masih dengan nada suara yang tinggi.
“Terus soal kerjaan, mana bisa
kalau aku gak boleh ngomong sama kamu, sedangkan divisi kita berkaitan”, Ara
mencoba menambah penjelasannya.
“Argh, terserah! Pokoknya aku gak
mau.” , Jul melenggang pergi melewati Ara sambil melambaikan tangannya, seolah
tak peduli lagi.
“Jul!” Ara memanggil Jul hendak
melanjutkan, tapi Jul bergeming sampai menghilang di ambang pintu ruangannnya
di Printing Room.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar