Kamis, 30 April 2015

Mundur



Maya menahan air mata yang sejak tadi ingin keluar. Ia tengah berada di antara perbincangan dalam rumahnya sendiri. Entah kenapa, pikirannya lalu melayang ke tempat lain, ah, ke orang lain. Padahal baru saja ia mengucapkan ‘terserah’ penuh pasrah saat ditanya oleh bundanya ‘Desember aja ya May?’.
Rencana pernikahannya dengan Tian mundur. Semula Maya yang sebenarnya nggak ngebet-ngebet banget ingin menikah, sudah berencana bersama ayah dan bundanya akan melangsungkan penyatuan hati itu di bulan Oktober. Namun alasan printil macam apalah yang akhirnya perhelatan mundur ke bulan penghujung tahun. Yah, tak sepantasnya memang Maya menganggapnya alasan sepele. Terlebih kalau berhadapan dengan wejangan orang tua, ditambah calon orang tuanya juga.
Sepulangnya tamu dari rumah, air matanya tak kuasa tertahan. Maya mengunci pintu kamarnya dan menutup wajahnya dengan bantal. Ia rindu Kian. Menghambur ke pelukannya dan menumpahkan semua kecewa di hatinya. Kian, sahabatnya. Bukan Tian, calon suaminya.  Kian tempat ia dulu sering bertanya ini-itu dan berbagi cerita tentang rencana pernikahannya. Yeah, nama mereka mepet-mepet dikit. Termasuk keduanya pun pernah mepet ke kehidupan cinta Maya. Dan yang bertahan Tian, bukan Kian.
Tapi sudah satu bulan ini Maya tak pernah menemui Kian di akun medsosnya. Kian masih menghilang, darinya. Maya sedikit tidak terima dengan alasan menghindarnya Kian darinya. Ulang tahun. Arrrghh... nyeri kembali menyerang hatinya. Maya pun hanya mampu mengungkapkan gundah hatinya dengan menulis di status sendiri. Entah, ia masih berharap Kian membaca dan memberinya kesempatan untuk berbagi cerita lagi.
           “Kaa, oktober ke desember itu lama kan ya, sedih deh :(”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar