Selasa, 05 Mei 2015

Aku Ngerti

15.48, cahaya matahari merupa jingga.

Aku menutup telepon yang baru saja terhubung dengan bunda Wanda.
Bunda yang baik hati dan masakannya enak sekali.

Tiba-tiba, ada yang mendekapku dari belakang.
Sepasang tangan dengan kemeja berlengan pendek warna abu-abu melingkar manis di pundakku.

Kaget!

Eh, sebentar. Wangi ini? Mint.

Aku menoleh, "Miku", menggenggam pergelangan tangannya yang masih mengelilingi tubuhku.
Kamu tersenyum, manis -banget bunda.
Aku balas sungging senyum tipis dan menatap lembut dua matamu.

"Yes I'm" jawabmu singkat. Kamu melepas dua tanganmu dan duduk di sampingku.
Ada hening diantara kami sesaat, lalu.
"Aku minta maaf yah" lanjutmu kemudian.
Aku memalingkan wajahku ke depan, diam, "untuk?"
Kamu menghembus napas panjang.
"Jutek sama kamu"
Aku tersenyum ke arahnya, "dimaafkan"

"Ada lagi" kamu menunduk, melihat sepatu kets cokelat yang kamu pakai.
"..." aku menunggu
"Can not be with you, tomorrow. Cause they will" suaramu pelan sekali, tapi mampu kudengar.
Hatiku yang lebih jelas mendengar, menangkap masudmu.

Aku masih tersenyum.
"Ndak apa ah, I'm okey kok. Sama si kecil juga? Pengen ketemu"
Kamu mengangguk, ragu dan sedikit rasa takut.
Aku ambil tangan kananmu, ku genggam tulus,
"Miku, aku ngerti aku harus gimana. Aku ndak akan aneh-aneh, apalagi buat kamu kecewa. Tenang yah"
Kamu balas genggamanku lebih erat, menatapku, "Makasih Nin. Emm..."
"Emm... aku juga sayang kamu" kataku cepat.
Kamu tertawa menjawab menanggapi senda gurauku.
Kamu dekatkan kepalaku ke arahmu, dan menyentuhkan pelipis kiriku dengan hidung bangirmu.
Aku tepuk-tepuk pelan lengan atasmu, tersenyum tulus, kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar