Apartment, di mini bar dapur sederhana, 15.45
"Enak nih setup tomatnya sayang" katamu sambil menyeruput habis kuah setup yang tersisa. Lalu menumpuk mangkuknya menjadi satu.
"Suka kah? Besok aku bikinin yang jambu" aku menaruh mangkuk di sink dapur, mencucinya.
"Pinter deh" kamu mengerling ke arahku. Meraih mangkuk yang sudah ku bilas dan menaruhnya di rak.
Ini salah satu yang membuatku tak mudah menghapus dirinya di hatiku, selalu tulus membantu, apapun.
"Aku harus memastikan, selama kamu disini kebutuhan gizimu harus terpenuhi"
"Haha, iya deh bu dokter" candamu, "Oke beres", kamu menaruh mangkuk terakhir di tempatnya.
"Ayuk wes siap-siap" ajakku.
"Jadinya kemana ee?"
"Kita ke tempat iconnya kota Malang"
"Whaaa, bagus kah tempatnya Nin?"
"Let's see later" aku berdecak, "eh, tapi motoran aja yah"
"Oke"
"Pake baju santai aja Mik, outdoor kok"
Kamu mengangguk dan berlalu ke kamar. Aku pun meninggalkan dapur menuju kamar untuk bersiap.
Cukup
sepuluh menit saja. Aku mengenakan jeans biru, tunique shifon warna
pink pastel, kerudung segiempat bermotif dengan warna senada. Ah, bukan
pakaian santai sepertinya. Tak lupa tote bag di pundakku. Juga dengan
sedikit polesan make up tipis. Aku keluar kamar. Bersamaan denganmu yang
juga membuka pintu.
Kamu menatap lekat ke arahku. Satu, dua, tiga, ... lima detik, senyum mengembang di wajahmu. Lama.
Ada yang salah kah? pikirku bingung.
Oh God, tidak! Inilah saatnya aku bilang, "Satu sama"
Kitapun tergelak bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar