Selasa, 05 Mei 2015

Nina: 1

"Owalah, ngono tho" Diak tersenyum simpul. Mengerti mengapa aku mengajaknya bicara di luar.
"Masuk lagi yok, Milana udah tuh kayaknya"
Kami pun kembali ke ruangan.

***

15.30 aku duduk di bangku taman, dengan buku agendaku di pangkuan.
Terbuka di perempat halaman tengah. Pada judul: CoffeJoy.

12 Januari 2013
Duet akustik sm Zaky
Lagu:
Malaikat cinta nya Kapten (apik ini)
9 Tahun nya Crossbottom (lagu lama, tp uh bgt)
Irish nya Goo Goo Dolls (begh)
So sick nya Ne-Yo (akustik poll)

Temanya galau :p
Dc: putih gading
Kudu: Fokus nin!

Bukan, ini bukan tentang biskuit rasa kopi itu. Ini nama cafe, yang setiap malam rabunya -bukan malam minggu lho- punya live music performance. Tempatku mencari nafkah (bilang aja: kerja, nyari duit) sejak satu tahun lalu hingga saat ini, masih. Sebagai kasir iya, waitress iya, dan nyanyi, sering.
Awalnya hanya additional aja, karena dulu masih sering gonta ganti. Berjalan beberapa minggu, owner ngeliatnya komposisi diantara kami para pemain pas, not too much, katanya. Jadi fix deh. Dan yang buat betah 'hidup' disana, adalah karena orang-orangnya yang super welcome banget, apa adanya dan menyatu. Saking nyatunya, sampe-sampe itu tadi, abis nyanyi satu lagu, mesti ke meja tamu buat say 'selamat malam. bersama kami coffejoy. ada yang bisa saya bantu?' atau sekedar 'hai, selamat datang di coffejoy' dan sapaan super ramah lainnya. Terkadang harus duduk di kursi empuk milik si raja duit, alias kasir. Apapun, selama itu baik untuk kami.

Dan terpaksa aku harus ijin beberapa hari kedepan, untuk terbang ke kota dimana aku sekarang berada. Mereka tanpa rasa kecewa mengijinkan, meski dengan sederet list note oleh-oleh pesanan.

Mulai bisa nyanyi -yang enak didengar- sejak usia smp, bertahan sampai sekarang. Mungkin karena tidak pernah dikembangkan alias belajar vokal, jadi keindahannya hanya sekelas cafe. Tapi cafe yang rame banget kalo malem rabu -malam rabu, inget!-, demi nonton dan dengerin suara penyanyi ceweknya :p *asek*

Oke, selain tiap sore sampe malem sibuk di cafe, kegiatanku tak lain menjadi 'bawahan' Diak dalam bisnisnya yang berkutat seputar IT. Pekerjaan yang informal sih sebenernya. Rekanannya hanya kami bertiga, ditambah satu teman Diak. Kami tak punya kantor pribadi. Selama ini, pekerjaan kami lakukan di panti.

Ah, panti...

"Langit Pagi" namanya. Rumah dimana kami, aku, Diak, Milana, mas Haidar, mbak Asyi, Zafran, Nika, Kayla, Ipang, Caca, Muh, Bubu, Rafi, si kecil Disa, Umi Maida, dan Bunda Wanda berkumpul bersama. Ada Ustadzah Anisa dan Ustadz Dinar yang datang setiap Senin Kamis. Ada Pak Opi yang rajin sekali membersihkan kebun, taman dan kolam setiap hari. Semuanya seperti keluarga, ah tidak, semuanya keluarga.

Jadi kangen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar