"Karaoke yoook" aku berujar pelan memohon pada Diak dan Milana
"Eh, suara belum bener gitu, sok-sok--an ngajak karaoke" sungut Diak
"Ayolah dek, mbak pengen banget"
Aku
tak peduli seperti apa suara yang bisa keluar, jelasnya, aku sedang
ingin 'gak jelas'. Cara terbaik saat ini melampiaskannya dengan karaoke.
Pengen rasanya teriak-teriak nyanyiin apaaa gitu.
"Ayok dek" mohonku lagi.
"Emang mau nyanyi lagu apa ee?" Diak duduk di hadapanku.
"Apa aja wes, banyak, yang bisa teriak-teriak. Hehe"
"Tapi dimana lho mbak Nin?" Milana menimpali.
"Tanya mbak Cita!" usulku cepat, "sek, sek, tak sms yah" yang diikuti anggukan keduanya.
Kalo deket sini ada NAV sama UP Nin. Aku biasanya di UP. Asik
Aku
menunjukkan balasan sms mbak Cita ke arah Milana dan Diak. Setelah
mendapat anggukan mereka, aku balas pesan singkat itu dengan menanyakan
alamatnya, yang untungnya tidak jauh dari kantor.
"Oke, nanti sore mbak. Kita langsung apa pulang dulu?" Diak menawarkan.
"Langsung aja wes, biar sekalian" aku menjawab.
"Sekalian opo?" Milana menggoda.
"Sekalian lusuh semuanya. Hehe"
"Di list yok, lagune" Diak mengambil kertas dan pulpen di dekatnya.
Kami
bertiga pun sibuk mengajukan lagu yang akan dinyanyikan nanti sore.
Sepertinya mereka berdua banyak menyetujui lagu yang ku usulkan, dan itu
artinya, nanti akan banyak 'kegalauan' tercipta. Bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar