Selasa, 05 Mei 2015

Enough?

Jeda setelah tiga lagu, di panggung yang sama.

Ketika MC menyapa para tamu yang hadir di acara gathering hari itu, aku merasakan getar dari handphone di saku bajuku.
Pemberitahuan dari akun Messengerku. Aku buka, ada satu pesan, dari kamu.

Aku tgu di tmn skrg.pengen ngomong.

Ehm, tiba-tiba semilir udara dingin menyergap kulitku.
Firasat nggak enak.
Pesan singkat ini bernada tidak seperti biasanya.

Ok.

"Dek, berapa menit lagi?" tanyaku menoleh pada Diak.
Diak seketika mengangkat tangannya untuk melihat waktu di arloji yang dipakainya
"Masih lama mbak, setengah jam-an. Kenapa?"
"Tinggal bentar ya" aku pun beranjak dari kursi setelah mendapat anggukan dari Diak.
Aku keluar ruangan dan berjalan menuju taman.

Disana, sudah ada kamu, duduk di bangku panjang, menunggu.
Aku menjajarimu. Jujur, suasana yang aneh.

"Nin" kamu mengawali, dengan nada suara yang beku.
"Iya?" aku menoleh, menunggu apa yang akan kamu ucapkan.
Entah, tapi hatiku seperti tak ingin mendengar.
"I think all is enough. Tentang kita"
"..."
"Ngerti kan?" kamu menoleh ke arahku.
Aku ngerti Mik.
Tapi aku ingin diam sebentar. Mencerna dengan baik inginmu barusan. Menyiapkan hatiku agar tidak berantakan. Saat itu otakku ingin semua ini hanya gurauanmu seperti biasa, dan berharap kamu merangkulku lalu berkata 'becanda sayang'.
Namun kamu juga betah diam. Lama. Menunggu tanggapanku kah?
Hhh... Aku menghela nafas panjang. Mengangguk, lalu tertunduk. Lama.
"Aku balik dulu ya" katamu, berdiri dan melangkahkan kaki kembali ke dome.
Meninggalkanku sendiri, masih tertunduk, entah mandangin apa, dan satu dua air mata yang menetes tanpa ku suruh.

Satu, dua, tiga, empat dan seterusnya ... banyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar