Selasa, 05 Mei 2015

Gathering: 2

Setelah peristiwa di kantin Jumat siang kemarin, aku memutuskan untuk tidak membahas soal itu lagi denganmu. Meskipun aku tahu, apa yang sedang berat kamu pikirkan. Yah, tentang, dengan siapa nantinya kamu datang.

Di ruangan menginjak pukul 15.00, satu jam lagi waktu pulang. Kamu tengah sibuk menatap layar monitor, yang aku tahu tidak melulu berkaitan dengan pekerjaan. Milana memeriksa ulang hasil pekerjaanku, dengan suara klak klik mouse dari tangannya. Diak bersandar santai, menunggu recap dari Milana. Sementara di mejaku, terbuka halaman 90 sebuah buku-novel, favorit sepanjang masa. Sabtu Bersama Bapak.

Krieeet...
Suara pintu terbuka. Nyaris terdengar seperti pintu dalam film horor sih ya.
Kepala mbak Cita muncul dari baliknya.

"For all, terutama buat kalian bertiga" katanya sambil menatap ke arah kami bertiga yang duduk tak berjauhan
"Yes, why mbak?" tanyaku.
"Besok gathering jam 8 yay. On time please" jelasnya singkat
"Gathering apaan mbak?" Diak bertanya bingung.

Duh iya, lupa. Belum bilang sama adek cowok satu ini.

"Hah, belum dikasih tau Nin?" dengan nada 'kok belum sih'.
"Ini lho mau dikasih tahu, hehe" kilahku dengan seringai nakal.
"Dasar" ledek mbak Cita sambil ngeloyor pergi dengan pintu masih terbuka.

Diak menatapku dan Milana bergantian, masih bingung.
"Ayok mbak kasih tahu, diluar" bisikku mengajaknya keluar ruangan.

Dari ujung mata, aku menangkap gerikmu, kamu menatapku. Entah dengan bumbu rasa apa.

***

"..."
"Oh, sipp sipp wes" Diak mengangguk-angguk tanda mengerti, dan setuju.
Setelah aku jelaskan perihal undangan kantor, melalui mbak Cita, untuk acara Gathering besok.
"Sek sek" dia bingung, lagi. "kenapa mbak ngajak ngomong ini diluar?"
Aku tersenyum tipis.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar